Pondasi Rumah 2 Lantai – Panduan Lengkap Memulai Konstruksi
Qilat.id – Pondasi Rumah 2 Lantai – Panduan Lengkap Memulai Konstruksi. Pondasi rumah 2 lantai merupakan salah satu bagian terpenting dalam membangun sebuah rumah. Pondasi yang kuat dan kokoh dapat menjamin keamanan dan kestabilan rumah dalam jangka waktu yang lama. Namun, banyak orang yang kurang memperhatikan pondasi rumah, terutama pada rumah dua lantai. Padahal, pondasi yang tidak kuat dapat menyebabkan kerusakan pada rumah, bahkan dapat membahayakan keselamatan penghuni rumah. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas mengenai pentingnya memilih dan membangun pondasi rumah dua lantai yang kuat dan aman.
Jenis-Jenis Pondasi Rumah 2 Lantai
Ada berbagai jenis dan ukuran pondasi rumah 2 lantai, seperti cakar ayam, bore piled, tiang pancang, dan lain-lain. Berikut adalah jenis-jenis pondasi yang direkomendasikan untuk digunakan:
1. Pondasi Batu kali
Agar desain rumah kekinian lebih nyaman ditempati, sangat penting untuk memilih jenis pondasi yang tepat. Ternyata, Pins bisa memilih jenis pondasi batu kali untuk hunian dua lantai. Pondasi batu kali biasanya digunakan pada bangunan dengan kondisi tanah yang cukup baik dengan kedalaman antara 60 hingga 80 cm. Bahan bangunan yang dibutuhkan untuk pondasi ini adalah batu kali, pasir, dan semen, namun sebaiknya dicampur dengan jenis pondasi dangkal agar lebih kokoh.
2. Pondasi Cakar Ayam
Kita mungkin sering mendengar tentang jenis pondasi cakar ayam. Pondasi ini sangat kuat dan umumnya digunakan pada bangunan bertingkat. Jika Pins khawatir tentang kekokohan bangunan agar tahan terhadap guncangan seperti gempa, cakar ayam bisa menjadi solusi terbaik.
Pondasi cakar ayam dapat digunakan pada rumah dengan kondisi tanah yang labil. Selain itu, pondasi ini lebih efisien dalam penggunaan bahan bangunan dan pembuatannya yang singkat, cocok digunakan untuk orang yang ingin menghemat biaya membangun rumah.
3. Pondasi Tapak
Pondasi tapak adalah salah satu jenis pondasi yang sering digunakan untuk rumah dua lantai saat ini. Pondasi ini umumnya dipasang dengan kedalaman 50 cm hingga 2 meter dari permukaan tanah untuk menjamin kekokohan bangunan. Namun, jika lapisan tanah yang digunakan memiliki tingkat kekerasan yang lebih dari kedalaman 2 meter, maka diperlukan tambahan pondasi Strauss Pile.
4. Pondasi Strauss Pile
Selain pondasi tapak, jenis pondasi lainnya yang kuat untuk bangunan rumah dua lantai atau lebih adalah pondasi Strauss Pile. Pondasi ini dibuat dengan menancapkan tiang ke dalam tanah dan terbukti kokoh untuk menahan beban bangunan di atasnya. Selain itu, pembuatan pondasi Strauss Pile tidak memerlukan biaya yang mahal dan lebih efisien dibandingkan dengan jenis pondasi lainnya.
5. Pondasi Tiang Pancang
Bingung memilih ukuran pondasi rumah dua lantai yang berbeda-beda? Pins dapat menyesuaikan dengan kondisi tanah pada bangunan untuk menjamin kekokohan bangunan. Selain itu, pondasi tiang pancang juga dapat menjadi solusi terbaik untuk membuat rumah yang kokoh.
Pondasi tiang pancang dapat membagi tekanan gravitasi secara merata pada tanah sehingga bangunan menjadi lebih kuat dan kokoh. Pondasi ini berbentuk seperti kolom yang terbuat dari semen atau baja yang terjamin kekokohan bangunan.
6. Pondasi Tiang Franki
Tiang Franki dapat menjadi pilihan untuk Pins yang ingin memiliki rumah tumbuh atau hunian jangka panjang yang kokoh. Jenis pondasi ini dicor di lokasi pengerjaan, dan bagian bawahnya diperbesar untuk meningkatkan daya dukung tiang. Pondasi ini juga menggabungkan kekokohan dari tiang bor dan tiang pancang, sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal pada kekuatannya dan pembuatannya yang relatif ekonomis.
7. Pondasi Tiang Injeksi
Jenis pondasi yang digunakan sebagai tambahan untuk mencegah kebocoran pada bangunan adalah injeksi pondasi. Pondasi ini umumnya digunakan pada bangunan dengan kerentanan kebocoran beton yang dapat diatasi dengan cepat dan efektif. Injeksi hidrolik akan dimasukkan ke bagian pondasi agar lebih kokoh. Fleksibilitas serta kekuatannya sangat efektif untuk menahan pergerakan pada bangunan.
8. Pondasi Bored Pile
Bored Pile adalah jenis pondasi terakhir yang sering digunakan pada bangunan dua lantai. Pondasi ini menggunakan teknik dengan memanfaatkan mesin bor, yaitu mengeruk tanah hingga kedalaman tertentu kemudian diisi menggunakan tulang besi dan cor beton. Pondasi ini sering digunakan pada area yang sempit atau sisi bangunan yang telah terhimpit oleh bangunan lainnya. Bored Pile cocok digunakan jika Pins ingin membangun rumah dan menggunakannya dalam jangka waktu yang lama.
Itulah beberapa jenis pondasi rumah dua lantai yang dapat dipilih untuk menjamin kekokohan bangunan. Meskipun ukuran pondasi rumah dua lantai berbeda-beda, kamu dapat menyesuaikannya dengan kondisi tanah serta kebutuhan.
Pertimbangkan Tanah untuk Pondasi Rumah 2 Lantai
Salah satu permasalahan paling krusial dalam memilih jenis pondasi adalah kondisi tanah tempat bangunan akan didirikan. Setiap jenis tanah memiliki daya dukung yang berbeda, sehingga penurunan yang terjadi pun bervariasi. Oleh karena itu, pertimbangan yang dilakukan dalam perhitungan merancang pondasi harus mempertimbangkan jenis tanah.
- Pondasi pada tanah pasir sering mengalami masalah penurunan yang tidak merata. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan pengujian seperti uji Soil Penetration Test (SPT), uji kerucut statis, dan uji beban pelat.
- Pada tanah lempung, merancang pondasi menjadi lebih sulit karena tanah ini cenderung mudah jenuh dengan air. Oleh karena itu, disarankan menggunakan pondasi yang dalam agar tidak terpengaruh oleh iklim dan kondisi lingkungan sekitar.
- Tanah lanau ditemukan pada peralihan antara pasir dan lempung. Tanah ini cenderung longgar dan kurang padat sehingga dapat mengalami penurunan besar jika digunakan sebagai tempat perletakan pondasi.
- Pondasi tidak disarankan dibangun pada tanah organik karena jenis tanah ini sulit dipadatkan dan dapat mengakibatkan penurunan yang terlalu besar.
- Pada tanah timbunan, kapasitas dukung tanah harus diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai dasar pondasi. Tanah timbunan juga harus dipadatkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
- Pondasi pada batu sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan karena sifat batu yang keras dapat menahan beban bangunan dengan baik. Namun, pada batuan berkapur dan berlubang-lubang, stabilitas bangunan harus diperhitungkan agar tidak membahayakan bangunan.
Cara Membuat Pondasi Rumah 2 Lantai
Membuat pondasi yang kuat membutuhkan perencanaan yang tepat, sebab peran pondasi sangat penting bagi sebuah bangunan. Jika pondasi yang dibuat tidak memadai, maka hampir pasti bangunan akan rentan mengalami kerusakan nantinya.
Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya pahami cara membuat pondasi rumah dua lantai berikut ini:
- Pastikan kedalaman galian pondasi cukup untuk menopang beban bangunan di atasnya.
- Jika memilih pondasi batu kali, maka gunakan perbandingan 1:5 semen dan pasir, serta sediakan besi tulangan pada pondasi kali untuk diikatkan dengan besi sloof.
- Jika menggunakan pondasi cakar ayam, gunakan besi 12 mm sebagai tulangnya.
- Pastikan mutu beton menggunakan mutu kisaran K225.
- Perhatikan rasio semen, pasir, dan kerikil (biasanya 1:2:3).
- Pastikan struktur tulangan benar-benar menyatu dengan kolom struktur hingga ke bagian atas bangunan.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, pembuatan pondasi rumah dua lantai dapat dilakukan dengan lebih baik dan diharapkan memiliki kekuatan yang cukup untuk menopang beban bangunan di atasnya.
Membuat Pondasi Rumah 2 Lantai Tahan Gempa
- Membangun di Tanah yang Keras
Kondisi tanah merupakan faktor penting untuk menentukan jenis pondasi dan kekuatan struktur bangunan. Sebaiknya, bangunlah rumah di atas tanah yang kuat dan stabil agar tahan terhadap gempa. Agar pondasi lebih kuat, biasanya rumah 2 lantai menggunakan campuran pondasi batu kali dan pondasi cakar ayam. Meski demikian, di lapangan juga kerap terjadi pembuatan pondasi rumah 2 lantai tanpa batu kali jika perencanaan strukturnya memang sudah matang. - Kedalaman Cukup
Pondasi rumah tahan gempa umumnya menggunakan campuran pondasi batu kali menerus yang bisa dihubungkan dengan besi sloof. Untuk membangun rumah 2 lantai, minimal kedalaman pondasi sebaiknya sekitar 60 cm. - Menerapkan Pondasi Menerus
Agar pondasi bangunan lebih kokoh dan tahan gempa, sebaiknya juga menerapkan pondasi menerus yang memungkinkan pengaliran beban secara merata. Jika pondasi tidak dibuat demikian, tembok rumah cenderung mudah mengalami keretakan. - Menggunakan Balok Pondasi Rumah Tahan Gempa
Setelah pondasi batu kali selesai dibuat, selanjutnya disarankan untuk membuat sloof pengikat dari bahan beton. Balok pondasi ini berguna untuk menjaga kekokohan dan stabilitas bangunan agar lebih kuat dan tahan terhadap gempa.
Penutup
Dalam membangun pondasi rumah 2 lantai merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dengan baik. Berbagai jenis pondasi yang ada memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada kondisi tanah dan kebutuhan bangunan. Namun, yang paling penting adalah memastikan pondasi yang dibuat cukup kuat dan kokoh agar tahan terhadap gempa dan beban bangunan di atasnya.
Dalam artikel ini, qilat.id telah dijelaskan beberapa jenis pondasi rumah 2 lantai, seperti cakar ayam, batu kali, tiang pancang, dan lain sebagainya. Selain itu, juga terdapat tips-tips penting dalam pembuatan pondasi, seperti membangun di tanah yang kuat, membuat kedalaman pondasi yang cukup, menerapkan pondasi menerus, dan menggunakan balok pondasi rumah tahan gempa.
Semoga informasi ini dapat membantu kalian dalam memilih dan membuat pondasi rumah 2 lantai yang kokoh dan tahan terhadap gempa. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan ahli atau konsultan bangunan untuk memastikan keamanan dan kekokohan pondasi rumah kalian.